Sandy Bridge adalah jembatan teknologi prosesor ke masa depan. Pantas saja jika kami sebut begitu. Pasalnya, Sandy Bridge adalah perubahan terbesar yang dilakukan Intel sejak era Pentium 4.
Pada mikroarsitektur sebelumnya, Intel lebih banyak mengoptimasi kinerja tiap komponen, tanpa mengubah cara kerja komponen tersebut. Jika prosesor dianalogikan sebagai sebuah rumah, Intel cuma melakukan renovasi terhadap rumah tersebut.
Namun di Sandy Bridge, Intel betul-betul membangun sebuah rumah baru. Seluruh komponen diperbarui, mulai dari branch predictor, out-of-order execution, sampai kerja memory subsystem.
Namun yang terpenting adalah Sandy Bridge adalah wujud sebenarnya dari fusion processor, alias prosesor yang menyatukan seluruh komponen prosesor ke dalam sekeping silikon.
Sebenarnya Intel sudah melakukan kebijakan integrasi ini sejak 2 tahun lalu. Pada generasi prosesor Bloomfield, mereka memasukkan memory controller. Pada Lynnfield, giliran PCI-E controller yang masuk. Puncaknya di era Clarkdale, ketika Intel chip grafis onboard.

Komponen di dalam prosesor ini sendiri kurang lebih sama seperti Nehalem. Yang pertama tentu saja inti prosesor. Pada Sandy Bridge generasi pertama ini jumlah inti masih 2 dan 4, namun akan disusul generasi berikutnya yang memiliki 6 dan 8 inti.

Yang utama tentu saja peningkatan performa, karena tiap komponen dengan mudah terhubung satu sama lain. Apalagi, Intel Intel menggunakan interkoneksi baru yang disebut Ring Bus di Sandy Bridge ini. Interkoneksi ini menghubungkan seluruh komponen, mulai dari chip prosesor, chip grafis, sampai cache. Ring Bus ini diklaim memiliki kecepatan sampai 384GB/s dengan latency yang minim.

Namun pengintegrasian tersebut juga menyisakan efek negatif. Pada era Nehalem, clock generator (yang mengatur frekuensi kerja seluruh komponen) berada di motherboard, yang memungkinkan kita melakukan overclock dengan menaikkan base clock (BCLK). Namun di Sandy Bridge, clock generator dipindahkan ke dalam prosesor. Hal ini membuat overclock melalui BCLK menjadi sangat sulit. Kenaikan hanya berkisar di angka 5-6MHz saja.
Apakah berarti overclock menjadi mati? Tidak sih, cuma lebih terbatas. Satu-satunya cara adalah menaikkan multiplier prosesor. Namun sebagian besar prosesor Sandy Bridge multiplier-nya dikunci. Yang dibuka hanya prosesor Sandy Bridge dengan akhiran “K”, yaitu Core i5 2500K (4 inti, 3,3GHz, tanpa HyperThreading) dan Core i7 2600K (4 inti, 3,4GHz, dengan HyperThreading).
Ketika Intel Belum Kapok

Ya, prosesor baru ini memiliki sistem penamaan 4 angka, sementara versi sebelumnya 3 angka. Angka pertama dimulai dari angka 2, karena Intel menganggap Sandy Bridge sebagai prosesor Nehalem generasi kedua. Selain itu, ada pula akhiran K, T, dan S.
Akhiran K menunjukkan fasilitas multiplier yang bebas (tidak dikunci). Sedangkan prosesor akhiran T dan S memiliki TDP yang lebih kecil, yaitu 65 Watt (seri T) dan 45 Watt (seri S). Sekedar mengingatkan, prosesor Sandy Bridge “normal” memiliki TDP 95 Watt. TDP yang kecil menunjukkan seri T dan S ditujukan untuk sistem terintegrasi seperti Home Theater PC.
Total ada 29 prosesor berbasis Sandy Bridge yang Intel rilis, yang terbagi untuk segmen desktop (14 buah) dan notebook (15 buah). Dengan harga antara US$100-300, segmen yang ditempati prosesor baru ini adalah menengah ke bawah.
Segmen teratas masih diduduki prosesor dengan soket LGA1366 (contohnya Core i7-975), dan mungkin baru digantikan tahun depan. Penamaan Sandy Bridge sendiri tetap mengikuti sistem Core i3/i5/ i7.
Sebagai pegangan mudah, Sandy Bridge tipe Core i3 memiliki 2 inti, sementara untuk Core i5 dan i7 memiliki 4 inti. Namun perlu diingat kalau Core i5 seri Lynnfield juga ada yang 2 inti, sehingga pastikan Anda memilih prosesor Core i5 dengan 4 digit jika ingin menjajal Sandy Bridge.
Namun sejujurnya kami tidak bisa memberi panduan mudah menyangkut feature di dalam prosesor, seperti VT-x (Virtualization Technology), TXT (Trusted Execution Technology), maupun AES-IN (instruksi untuk membantu proses enkripsi/dekripsi file).
Intel sepertinya belum “kapok” untuk memperumit sistem penamaan prosesor mereka. Ambil contoh feature VT-x yang ada di Core i5-2400 namun tidak ada di Core i5-2300. Bayangkan: namanya mirip, namun feature di dalamnya berbeda. Jadi jika Anda butuh salah satu feature tersebut, coba Anda cek di ark.intel.com untuk memastikan keberadaannya.
Berikut adalah prosesor desktop versi “polos” dan K yang tersedia untuk segmen retail.

Sejak era prosesor Nehalem, Intel telah memperkenalkan feature Turbo Boost.
Sekadar mengingatkan, Turbo Boost adalah kemampuan prosesor untuk meningkatkan kecepatan di atas standar jika mendeteksi TDP dan panas prosesor secara keseluruhan masih di bawah ambang normal. Hal itu biasanya terjadi ketika prosesor menjalankan aplikasi yang single-threading (seperti game), saat hanya satu atau dua inti yang bekerja. Karena inti lain istirahat—yang berarti jatah dayanya tidak terpakai—prosesor secara otomatis akan meningkatkan kecepatan inti yang sedang bekerja.

Nah, jeda waktu itu dimanfaatkan Turbo Boost 2.0 ini untuk memacu prosesor sekencang-kencangnya; bahkan di atas batas TDP aman. Barulah ketika panas prosesor mendekati batas maksimal, TDP diturunkan ke batas aman. Jeda tersebut berlangsung singkat, hanya sekitar 25 detik, namun efektif untuk menangani proses dengan beban kerja tinggi seperti proses loading Photoshop.
Menariknya, jatah daya dan panas ini juga bisa dibagi untuk chip grafis. Maksudnya, jika inti prosesor sedang beristirahat sementara chip grafis bekerja keras, maka chip grafis dapat mengambil jatah prosesor untuk meng-overclock dirinya. Lagi-lagi, inilah keuntungan memiliki sistem terintegrasi seperti Sandy Bridge.
sumber :http://www.infokomputer.com/hardware/preview-intel-sandy-bridge